Friday, October 31, 2008

Antara menulis,majlis ilmu dan khutbah jumaat

Tiga platform ini adalah antara berbagai wadah dan cara penyampaian dakwah.Wadah wadah ini sering menjadi pilihan mereka yang bergelar ustaz atau pendakwah.Ada yang memilih salah satu daripada wadah itu malah ada yang berpeluang untuk tampil pada ketiga tiga platform tersebut yang sudah tentu akan membawa kesan yang lebih terhadap masyarakat atau mad'unya.

Menulis ada kelebihan dan kelemahan yang tertentu dalam sunnah sebaran Islam,andai dinilai kepada dakwah Rasulullah SAW,baginda sudah tentu lebih banyak memilih majlis ilmu dan khutbah sebagai wadah untuk menyampaikan sesuatu kepada para sahabat serta masyarakat Makkah amnya.Cuma para sahabatlah yang paling banyak mengambil peluang dengan menulis dan mencatat apa sahaja ilmu dan pengajaran yang disampaikan oleh Rasulullah Saw kepada mereka.Namun ilmu dan pengajaran itu akan pula disampaikan dalam bentuk lisan kepada mereka yang lain.Begitulah seterusnya disiplin ilmu itu berlaku dalam bentuk sunnahnya yang asal.

Kecenderungan mereka yang memilih untuk menulis sebagai salah satu cara dalam berdakwah, haruslah tidak dianggap untuk terus meninggalkan peranan majlis ilmu sebagai teras utama dalam usaha mendekati masyarakat.Kepimpinan ilmu dan kerohanian adalah bermula dari sana,tanpanya tarbiah tidak akan berlaku.

Kehancuran Daulah Khilafah-Punca seluruh tragedi dunia Islam

Oleh suakeb(TKO)

"Lebih 80 tahun yang lalu, pada tanggal 28 Rajab 1342H (3 Mac 1924), sebuah kelompok berlatar belakang Yahudi-Masonis, yang dipimpin oleh Mustafa Kamal Attaturk laknatullah, telah mengisytiharkan pembubaran Daulah Khilafah (Khilafah Utsmaniyyah) dan menggantikannya dengan sebuah negara sekular Turki.

Setelah 13 abad keemasan, Daulah Khilafah, yang merupakan kesinambungan dari Daulah Islam (Negara Islam) yang di bangun oleh Rasulullah saw, di Madinah telah dihancurkan melalui tangan seorang manusia terkutuk Mustafa Kamal.Bermula dari tanggal 28 Rajab 1342H itu, maka Daulah Khilafah yang selama ini telah membawa Islam ke seluruh penjuru alam telah lenyap dari muka bumi.

Bermula dari tarikh itu juga, lenyaplah sudah sebuah Daulah Islam yang selama lebih 1400 tahun telah memberikan rahmat dan kedamaian kepada dunia amnya dan umat Islam khasnya, musnahnya sebuah Daulah Islam yang selama ini menghilangkan seluruh belenggu yang memisahkan manusia, seperti nasionalisme, patriotisme dan juga rasisme.

Tidak terhenti di situ, sebagai seorang Muslim kita harus faham bahawa penghancuran Daulah Khilafah adalah merupakan hasil sebuah senario dan rencana berabad-abad lamanya dari kaum kuffar untuk melawan Islam dan kaum Muslimin. Contoh yang nyata bahawa ini adalah perancangan jahat mereka adalah tragedi Perang Salib pada abad ke-12 serta invasi tentera Tartar ke atas Baghdad dan Damaskus pada 1258.

Meskipun serangan kaum kuffar ini “berhasil”, namun tak berapa lama selepas itu, kaum Muslimin, dengan izin Allah, mampu bangkit dan mengalahkan mereka semula. Bahkan kaum Muslimin berhasil membawa Islam sampai ke benteng-benteng negara kuffar hingga hampir menembusi jantung EropahDari kekalahan demi kekalahan yang mereka alami, maka segeralah kaum kuffar ini mengkaji dan cuba memahami mengapa kaum Muslimin selalu mampu merebut kembali setiap tanah yang mereka taklukkan.

Oleh karena itu, kaum kuffar ini mulai mengganti taktik konvensional, yang berupa invasi militer, lalu mencuba pakai strategi yang lebih berbahaya dan dahsyat. Mereka lalu melakukan invasi ideologi dan missionaris; menanamkan rasisme dan nasionalisme; mengukuhkan agen-agen mereka dari kalangan Muslim sendiri; dan mengkolonisir negeri-negeri Islam yang jauh tempatnya dari pusat Daulah. Metode baru ini terbukti sangat efektif, sehingga akhirnya mereka berjaya menghancurkan Daulah Khilafah, tepatnya pada 28 Rajab 1342H.

Arti Penghancuran Khilafah dan Kesan-kesannyaHancurnya Daulah Khilafah memiliki konsekuensi yang amat besar, yakni tidak diterapkannya aturan-aturan Islam, dan berlakunya hukum-hukum kufur buatan manusia yang telah mengakibatkan kemurkaan dan azab Allah. Allah Swt. berfirman:

وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى

"Siapa saja yang berpaling dari Peringatan-Ku, sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada Hari Kiamat dalam keadaan buta.” (TMQ Thaha [20]:124).

Negara Khilafah adalah negara Islam yang selama ini membawa risalah Islam ke seluruh bangsa-bangsa di dunia dengan jalan dakwah dan jihad. Hancurnya Negara Khilafah telah mengakibatkan terhentinya penyebaran Islam dan futuhat (pembukaan negeri-negeri baru). Hancurnya negara Khilafah bererti semakin mudahnya jalan kaum kafir untuk menyebarkan ajaran dan pemikiran sesat mereka ke atas anak-anak kaum Muslimin di seluruh dunia Islam.

Daulah Khilafah adalah negara Islam, yang menyatukan seluruh kaum Muslimin di bawah satu payung pemerintahan. Hancurnya Daulah Khilafah juga telah mengakibatkan perpecahan kaum Muslimin berserta negeri-negeri mereka kepada negara-negara kecil yang tidak bersatu dan tidak berdaya. Saat ini lebih dari 50 buah negara kaum Muslimin yang tercerai berai telah berdiri dengan lemahnya! Hal tersebut mengakibatkan semakin kuatnya nasionalisme, rasisme, dan patriotisme di kalangan kaum Muslimin, serta hilangnya ikatan ukhuwwah yang di dasarkan atas satu kesatuan akidah. Allah swt. berfirman:

إِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاعْبُدُونِ

"Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah agama kalian semua, agama yang satu, dan Aku adalah Tuhanmu. Karena itu, sembahlah Aku. (TMQ al-Anbiya [21]:92).

Daulah Khilafah adalah negara Islam yang menjaga tanah-tanah kaum Muslimin dan kesatuan umat Islam. Hancurnya Daulah Khilafah juga telah mengakibatkan kolonisasi kaum kafir terhadap negeri-negeri umat Islam dan berdirinya pangkalan-pangkalan militer di negeri kita semua. Palestin adalah contoh yang nyata. Daulah Khilafah-lah yang selama ini menjaga Palestin dari invasi Yahudi. Namun, saat negara Islam hancur, Palestin terus berhasil diduduki oleh Yahudi laknatullah. Rasulullah saw bersabda:

«إِنَّمَا اْلإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ»

“Sesungguhnya Imam (Khalifah) itu laksana perisai; orang-orang berperang dengannya dan dilindungi olehnya.” (HR Muslim).

Negara Khilafah adalah negara Islam yang menjaga darah dan harta kaum Muslimin serta menjaga kekayaan negara dengan melaburkannya untuk urusan Islam dan kaum Muslimin semata-mata. Hancurnya Negara Khilafah telah mengakibatkan adanya perompakan oleh penguasa-penguasa Muslim yang zalim dan khianat, berleluasanya kemiskinan, banyaknya huru-hara dan kemaksiatan dalam negara, berleluasanya rompakan, pencurian, perzinaan, diskriminasi, eksploitasi dan melayangnya segala kekayaan umat Islam ke tangan orang-orang kafir dan kepada penguasa-penguasa pengkhianat umat.

Perang saudara dan tertumpahnya darah sesama Muslim silih berganti. Jumlah korban mencecah jutaan nyawa hasil perbalahan sesama sendiri. Sifat persaudaraan sudah hilang, ketakutan kepada Allah sudah musnah, kaum Muslimin hidup hanya untuk mengejar kekayaan dan benar-benar takut untuk mati.Wahai kaum Muslimin! Daulah Khilafah adalah Daulah Islam. Setiap individu warga negara yang pernah hidup di dalamnya merasa aman dan tenteram. Keluarga, kekayaan, harga diri, martabat, dan kehormatan mereka dijamin oleh Negara.

Hancurnya Negara Khilafah telah membawa kepada segala kehancuran umat Islam seperti mana yang kita sedang saksi dan rasakan sekarang. Tidak ada lagi keamanan dan keselamatan, yang ada malah ketakutan dan kesengsaraan. Semua ini merupakan akibat aturan-aturan Islam yang melindungi seluruh individu sudah tidak diterapkan, malah diganti dengan hukum kufur penjajah dan hukum kufur rekaan tangan-tangan manusia Muslim itu sendiri.

Pasca hancurnya negara Khilafah, orang-orang kafir mengekang seluruh negara umat Islam dan mengendalikan semua urusannya, baik aspek pemerintahan, politik, media, institusi pendidikan, ekonomi, bahkan kehidupan publik dan rumah tangga sekalipun telah berjaya di serapkan ideologi Kapitalis kuffar ini.Apa respons anda?Bagi kaum Muslimin yang ikhlas, yang hidupnya hanya untuk Allah dan yang matinya hanya untuk Allah, mereka melihat dan memahami bahawa segala penderitaan yang dialami oleh umat Islam setelah hancurnya Khilafah, ini adalah permulaan kepada sebuah perjalanan dan perjuangan yang akan mengantarkan mereka kepada syurga Allah. Sebuah perjuangan yang mulia untuk mengembalikan semula kehidupan Islam dengan jalan menegakkan kembali Daulah Khilafah yang akan mengatur semula dunia ini dengan hukum Allah dan RasulNya.

Ya inilah perjuangan yang akan dilakukan oleh pemuda-pemuda Muslim yang ikhlas, yang tidak takut kecuali hanya kepada Allah. Mereka berjuang siang dan malam bagi mengejut dan membangkitkan saudara-saudara mereka yang terleka dan terlena dengan keindahan dunia yang bersifat sementara ini. Kaum Muslimin yang ikhlas ini berjuang untuk menerapkan semula sebuah kewajipan agung yang telah membawa kemuliaan kepada umat Islam satu ketika dahulu.

Mereka telah menyahut seruan Allah dan seruan RasulNya untuk mengembalikan semula keagungan Islam sebagaimana yang telah dirintis oleh Rasulullah 1400 tahun yang lampau. Dan para pemuda Muslim ini yakin dengan janji dan kemenangan dari Allah dalam perjuangan mereka. Justeru, mereka menyeru agar anda semua menyahut perintah Allah dan Rasul untuk menegakkan semula Daulah Khilafah ala minhaj nubuwwah

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اسْتَجِيبُوا ِللهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ

لِمَا يُحْيِيكُمْ

Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila dia menyeru kalian pada sesuatu yang memberikan kehidupan kepada kalian. (QS al-Anfal [8]: 24)."

Saturday, October 18, 2008

Semangat Ramadhan dan budaya hari raya

Ramadhan yang berlalu masih meninggalkan bekas bekas kekesalan seolah akan ada sesuatu yang belum tercapai dari maksud rahmat yang telah dibekalkan.Gerimisnya kecil berbanding cuaca dunia yang kemarau berpanjangan lantaran nipisnya lapisan ozon keimanan manusia yang yang membawa nama insan.

Syawal telah menjangkau ke pertengahan,tanda ia belum juga berakhir seperti tempoh waktu asar yang lama sebelum tiba senja membawa bersama azan maghrib yang menginsafkan.Mereka sering membisikkan pada diri sendiri:"aku masih boleh bersolat asar selagi azan maghrib belum berkumandang sebagaimana aku juga boleh makan sahur selagi fajar subuh belum bersinar.

Apa yang ingin saya lontarkan..?Ya..kadang kadang jelas juga kelihatan budaya yang begitu.Kita menyambut Aidilfitri tidak sebagaimana semangat Ramadhan.Barangkali itulah sikap yang terpantul dari rasa perut yang kenyang.Manusia mudah menjadi rakus dan buas terhadap diri sendiri.Cuma segelintir mungkin mereka yang insaf di fajar aidilfitri tetapi tidak mustahil keinsafan itu turut cair bersama sinaran mentari yang membakar lewat dhuha dan zuhur.

Anda faham..?bagaimana..?Ya..biar saya teruskan lagi bicara.Saya sebenarnya baru saje habis bercuti raya dua hari yang lalu.Dua minggu...ya..tentu lama bukan..?tiga hari di Temerloh,serta bakinya saya sempurnakan di Labuan dan K kinabalu sabah.Perjalanan yang agak jauh membuatkan saya terfikir untuk melakarkan sesuatu di sini.

Cuma sedikit yang ingin saya perkatakan, tentang suasana masyarakat kita menyambut hari raya.Apapun persekitaran itu hanyalah terbatas di ruang legar lensa mata saya yang amat kecil itu.Ianya sekadar persepsi umum namun tetap nyata dan berbentuk realiti.

Suasananya bermula seusai bangun tidur,mandi dan berkemas ke masjid,bersolat sunat aidilfitri dengan khutbah yang sekadar lepas2,bertahlil,bersalam salaman,ziarah dan makan makan serta sembang yang mendatar dan bersifat luaran semata mata.Jarang antara kita yang bercerita tentang iman dan amal malah ada juga yang merasakan itu adalah sesuatu yang mungkin taboo..'tidak usah dibicarakan' biar masing masing diri yang menguruskannya.Itu saje..